Ekstrakurikuler ≥ Palmistry for Plantations

Palmistry for Plantations

“Palmistry for Plantations” adalah mini-seri dua bagian yang dikembangkan oleh Struggles for Sovereignty untuk “The Forest Is In The City Is In The Forest-II”; sebuah program daring berdurasi empat bulan yang terdiri dari kuliah, pertunjukan, dan lokakarya yang dikurasi oleh The Forest Curriculum dengan berkolaborasi bersama RAT Projects dan RAT school of Art, Korea, dan didukung oleh the Art Council Korea, the Goethe Institut Korea dan diasosiasikan dengan the GAMeC, Bergamo (Italia).

PDF

“Palmistry for Plantations” (13 & 20 November 2020) adalah mini-seri dua bagian yang dikembangkan oleh Struggles for Sovereignty untuk “The Forest Is In The City Is In The Forest-II”; sebuah program daring berdurasi empat bulan yang terdiri dari kuliah, pertunjukan, dan lokakarya yang dikurasi oleh The Forest Curriculum dengan berkolaborasi bersama RAT Projects dan RAT school of Art, Korea, dan didukung oleh the Art Council Korea, the Goethe Institut Korea dan diasosiasikan dengan the GAMeC, Bergamo (Italia).  

“Palmistry for Plantations” bertolak dari pemahaman bahwa krisis ekologi global terikat dengan sistem kolonial, imperial dan kapitalis; dan bahwa rasisme, pandemi, dan krisis iklim adalah gejala dari hal yang sama. Komunitas Selatan Global mengalami dampak yang lebih keras dari krisis perubahan iklim. Perjuangan agraria atas tanah, air, dan kedaulatan pangan telah menjadi garda terdepan dalam mempertahankan bumi dari kerusakan ekologis global dan menjadi kunci untuk berbagi dan mempelajari pengetahuan tersituasi yang dibutuhkan guna membangun masa depan alternatif.

Dua acara dalam seri ini berfokus pada kelindan antara perkebunan sebagai situs di mana sejarah kekerasan kolonial (terhadap tanah dan komunitas) serta ekstraktivisme neoliberal. Kami memerhatikan perkembangan perkebunan di Indonesia, khususnya minyak sawit; praktik penghancuran perusahaan perkebunan; dan inisiatif komunitas, kultural, dan artistik yang menawarkan model perlawanan dan alternatif berbasis subsistensi.

Sesi pertama pada tanggal 13 November 2020, dihadiri oleh Zenzi Suhadi, kepala Departemen Riset, Advokasi, dan Hukum Lingkungan di Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang membagikan cerita tentang kerja aktivisme and realitas kompleks perkebunan di Indonesia. Pada sesi kedua yang diadakan di minggu selanjutnya, kami mengadakan kelompok belajar untuk menonton, membaca, dan mendiskusikan kerja yang dilakukan dua kelompok kultural untuk melawan kekuatan perkebunan; Institut Mosintuwu, Poso, Indonesia dan Cercle d’Art des Travailleurs de Plantation Congolaise (CATPC), Lusanga, Republik Demokratik Kongo.

 

Tangkapan layar dari perbincangan “Oil palm Domi/Nation” oleh Zenzi Suhadi yang menunjukkan penggunaan lahan dan konsesi kebun pada tahun 2015 di Indonesia. Acara tersebut adalah bagian dari rangkaian acara dua bagian “Palmistry for Plantation”, Nov 2020.

 

Tangkapan layar dari perbincangan “Oil palm Domi/Nation” oleh Zenzi Suhadi yang bagian dari rangkaian acara dua bagian “Palmistry for Plantation”, November 2020.

More from Ekstrakurikuler

More from Ekstrakurikuler