Hari keempat FORUM ‘The World is Our Household!’ diawali dengan sesi ‘Penceritaan Ulang Harian’ oleh kontributor program ‘Tulisan’, Ika Yuliana. Acara dilanjutkan dengan sesi “dialog” antara peserta Fellowship tentang bencana ekologis dan mitigasinya di Cianjur (Jawa Barat, ID), Palu (Sulawesi Tengah, ID) yang membagikan pengalaman mereka terkait bencana ekologi dan mitigasinya dalam konteks tempat tinggal mereka, juga di Indonesia secara umum. Dalam sesi “dialog” kedua, Bang Gilung (masyarakat adat Talang Mamak/AMAN, Riau, Sumatra, ID) berbincang dengan Agung “Geger” Firmanto Budiharto (Yogyakarta, ID) mengenai preservasi dan mendiskusikan tentang pengetahuan tradisional (dan minuman!). Dalam kedua sesi tersebut, Fellows lain berperan sebagai moderator, penjaga waktu, dan pencatat.
Acara dipungkasi dengan ‘Forum Gosip’ yang diselenggarakan oleh ‘Kawan Seniman’ Badan Kajian Pertanahan (BKP). Sesi bertajuk ‘I Can But I Won’t’ ini merupakan bincang-bincang santai yang dihelat melalui Zoom, membicarakan sistem nilai di tengah masyarakat yang saling bersilang sengkarut dalam kehidupan warga desa, melalui pemaknaan ‘malas’, atau mitos ‘warga pemalas’ yang disematkan pada mereka, seiring dengan perkembangan industri kapitalis yang semakin masif dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dalam konteks wilayah Majalengka, Jawa Barat, ID misalnya, BKP merefleksikan bagaimana nilai atas efektivitas kerja yang dibawa oleh pabrik-pabrik tekstil di Majalengka, sering kali bertabrakan dengan kerja reproduktif sosial masyarakat, yang sebetulnya justru lebih dibutuhkan untuk menopang keberlanjutan kehidupan masyarakat pedesaan.
Sesi 1
SESI 2